Friday 28 June 2013

Segumpal rasa rindu

Entah harus di mulai dari mana ketika kita mulai tersentuh rasa rindu. Rasa yang aneh, rasa yang biru, ungu, orange atau warna warni sesuai kata hati. Orang yang terkena rasa ini akan nganeh-nganehi. Yang biasanya pendiam akan berubah beringas di jejaring sosial. Jadi eksis, sok-sok melow dengan dengerin lagu-lagu melankolis yang mengambarkan isi hati, nyetatus di jejaring sosial tiap kali yang melow biar dianggap orang yang paling menderita karena cinta. Kadang jadi galau gak menentu karena rindunya tak kunjung terobati. "Wong yen lagi gandrung ra peduli mbledose gunung, wong yen lagi wuyung apa-apa duweke wong loro" (orang kalau sedang kasmaran tak peduli gunung meletus, orang kalau sedang jatuh cinta semua milik berdua). Jajaring sosial menjadi pelampiasan rasa rindu. Kadang jadi sok bijak, jadi sok peduli, dengan tujuan caper (cari perhatian). Up date photo profile hampir tiap kali tujuannya ya caper. "Darling where are you now!!?" atau "kok gak sms apa telpon ya, gak tahu ada yang kangen disini" atau status-status yang lain sering menghiasi jejaring sosial. Semua sah -sah saja sih bebas aja ungkapin perasaan rindu ini. Tapi harus nyadar diri gak perlu berlebihan yang wajar-wajar saja. Ketika rasa rindu itu ada, itu akan menjadi sebuah ujian bagi kita untuk menguji hati kita ketika saling berjauhan. Menguji hati kita akan perasaan kita. Kadang ada yang nekad lho saking kangennya di datengin orang yang di kangenin. Itulah rasa yang dinamakan rasa rindu atau kangen. Kalau rasa kangen atau rindu itu di budayakan ke hal-hal yang positif kayaknya lebih asik. Seperti saya ini menulis apa yang pernah dialami, dirasa dan di dengar. Dan ini semua hanyalah sebuah renungan atas apa yang ada.

#adalahsebuahrasauntukhatikuyanggalaumelowoye

0 comments:

Post a Comment